Setelah lulus dari Universitas,
Annisa menjadi tenaga honorer di salah satu sekolah negeri di Kabupaten
Bantaeng. Meski gajinya hanya dibayar tiga bulan sekali dengan nominal yang tak
seberapa, ia tetap tulus menjalani tanggung jawab sebagai guru. Menghadapi
ratusan siswa yang berbeda karakter setiap waktu. Sambil membawa dua balitanya
ke tempat di mana ia mengabdi.
Annisa tak pernah menyesali
langkah yang ia pilih, mengabdi adalah sebuah tugas yang suci nan mulia di
matanya. Sekalipun hasil yang ia peroleh masih belum bisa menutupi kebutuhan
ekonomi keluarga yang jadi tanggung jawabnya. Suaminya juga bekerja di satuan
polisi pamong praja dengan status honorer dan gaji yang jauh dari standar UMR.
Sementara ibunya sakit-sakitan, sesekali separuh badannya tak bisa bergerak
karena gejala struk ringan yang sudah cukup lama di deritanya. Untuk membantu
menutupi semua kebutuhan ia tak kehabisan akal. Bermodal pinjaman senilai Rp.
10 Juta rupiah dari bank ia membuka kios seukuran 2x3 meter persegi, berjualan
kosmetik tak jauh dari rumahnya di pesisir pantai.
Yah, dia harus bekerja lebih
keras lagi, agar semua kebutuhan terpenuhi ditambah kini ada angsuran bank yang
harus ia lunasi.
Kunjungi aplikasi super klik di sini
“Pernah suatu hari, waktu itu
malam minggu, popok dan susu habis semua. Si sulung mulai menangis minta susu
dan si bungsu sudah dua hari tidak pakai popok,” Katanya mengawali cerita
“Suami sedang tugas jaga, saya
chat kasi tahu kondisi anak-anak tapi dia bilang gajinya masuk nanti hari
Senin,” kata Annisa. Seharian pada waktu itu sepulang sekolah ia menunggu
pembeli namun tak satupun mampir di kiosnya. Tak ingin agar tangis anaknya
menambah beban pikiran orang-orang di rumahnya, ia lantas membawa kedua
balitanya ke taman bermain.
“Waktu itu sekira pukul 10.30
Wita, anak-anakku bermain dengan senangnya hingga kelelahan. Dan mereka lupa
dengan apa yang dari tadi membuatnya menangis,” tutur Annisa. Melihat
putra-putrinya mulai menguap karena kantuk merekapun kembali ke rumah.
Beristirahat dan berharap pagi nanti ada rejeki melimpah dari Allah.
Ini hanya satu dari beragam
kondisi perih yang ia jalani hingga saat ini. Sampai pada kesempatan ia
menyatakan mimpinya, tak muluk-muluk hanya ingin memiliki bantuan tambahan
modal usaha untuk mengisi tokonya dengan lebih banyak barang dagangan agar
semakin banyak yang melirik dagangannya. Ia tidak menyesali nasib yang ia
jalani, baginya Allah telah menggariskn takdir terbaik untuknya. Jika saat ini
hidupnya penuh meratap maka ia percaya selagi ia terus berusaha akan selalu ada
jalan baginya.
“Saya percaya Allah memuliakan
saya dengan segala yang Ia berikan padaku, saya berserah diri dan senantiasa
ikhlas menjalani semuanya,” katanya sambil mengatupkan senyum simpul penuh
ketulusan.
0 Komentar