Hujan Pertama di Kemarau Panjang
Hujan pertama di kemarau panjang. Selasa, 24 September 2019, pukul 23.30 WITA. gerimisnya menenangkan, rintiknya mengetuk atap rumah. Dinginnya perlahan membalut seperti menyelimuti dari ujung kaki hingga ke seluruh tubuh.
Hujan pertama di musim kemarau yang panjang. Berisi tetes-tetesan air yang seperti berkah. Sebuah berkat atas doa-doa yang dipanjatkan petani pagi, siang dan malam. Para petani yang terancam gagal panen menangis haru, menjemput turunnya hujan pertama di musim kemarau yang panjang.
Angin terdengar membawa aliran hujan. Dari hulu ke hilir, air sungai mulai mengalir. Sawah-sawah kering terairi. Bukan dari mesin, bukan makan biaya. Tapi dari sebuah berkat, turunnya hujan pertama di musim kemarau panjang.
Tanahku kembali basah, udara sejuknya melegakan rasa, seperi sebuah asa yang keluar dari suara-suara para pendoa. Semoga turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang ini menjadi pelepas lara dan pemuas dahaga.
Kemarau panjang betul-betul panas. Bikin keringat dan sekat-sekat. Tak ada lagi obrolan yang sehat. Mulut-mulut memaki melaknat. Meminta hujan dengan keramat.
Hujan datang di waktu yang tepat. Di kala negeriku sedang sekarat. Dikuasai mereka yang gila hormat. Sampai aparat jadi keparat.
Padamu hujan pertama di kemarau panjang. Damaikan aku, redakanlah panas negeriku.
0 Komentar