Saya NONisme

(5 kesalahpahaman terbesar mengenai feminisme. Kesetaraan gender dalam islam~review)

Saya tidak mempersoalkan idealisme. Saya bukan penganut apapun. Saya cuma seorang perempuan berusia 23 tahun kini, dan sedang menggarap sebuah tulisan dalam bentuk novel.

Beberapa hal membuat saya bertanya kenapa peran lelaki mendominasi dibanding perempuan. Hal ini dilengkapi dengan paham stereotipe yang sangat kental di masyarakat.

Saya sensitif terhadap skema penempatan perempuan dan laki laki dalam kehidupan sehari hari. Kenapa mencuci piring harus identik dengan perempuan?  kenapa main bola identik dengan anak lelaki?  kenapa perempuan harus berperangai baik, dan kenapa lelaki nakal itu wajar? 

Masih banyak pertanyaan pertanyaan lain yang serupa, sering kusampaikan baik secara personal maupun di beberapa tulisanku di sosial media. Tapi apa hanya karena dasar tersebut sudah menjadi alasan kuat seorang penganut aliran tertentu? atau idealisme tertentu.

Saya memang tertarik membahas atau menyampaikan beberapa hal tentang feminisme. Tapi, di sini saya hanya mencoba untuk berbagi, dan belajar, terlepas dari kisruh saya seorang ini atau seorang itu. Sebut saja saya Nonisme.

Selanjutnya saya menyampaikan beberapa hal mengenai feminisme.

Berikut adalah 10 kesalahpahaman terbesar mengenai feminisme:

Feminis membenci laki-laki
Ini adalah salah satu kekeliruan paling kuno dan paling melelahkan mengenai feminisme. Feminisme adalah sebuah gerakan dan ideologi yang memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik. Feminisme tidak pernah merupakan ideologi kebencian.

(saya sepakat, ajaran yang saya dapatkan selama ini memang kodrat seorang perempuan (istri) adalah patuh pada suami. Tapi tentunya ini bukanlah sesuatu yang menjadi tolok ukur bahwa posisi perempuan selalu berada di bawah komando lelaki. Di sisi lain saya ketahui bahwa hubungan lelaki dan perempuan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang berbeda dengan peranan perempuan dan lelaki di lain tempat. Dan membenci lelaki secara personal jelas hal yang tidak masuk akal jika alasannya adalah problem mengenai kesetaraan gender, seperti di atas)

Untuk mencapai kesetaraan, feminisme harus melemahkan laki-laki
Mencapai kesetaraan gender memang harus melalui dekonstruksi maskulintas, namun hal ini tidak sama dengan mengebiri laki-laki. Dalam ratusan tahun sejarahnya (bahkan sebelum istilah “feminisme” dilontarkan), gerakan ini telah memupuk tradisi perenungan dalam dan pemikiran kembali konstruksi sosial atas gender maupun dinamika gender. Feminisme seharusnya memperbaiki relasi gender, bukan memperkuat salah satu jenis kelamin dengan mengorbankan yang lain. 

(menurut saya, esensi dalam hubungan sesama manusia memang adalah toleransi dan emosi. Toleransi karena pada dasarnya lelaki dan perempuan adalah sama sama manusia yang menggunakan otak untuk berpikir. Menggunakan bahasa untuk terhubung satu sama lain. Emosi, karena perempuan dan lelaki punya titik peka dalam pribadi masing masing. Siapapun yang mendominasi baik dari "toleransi" dan "emosi", lelaki atau perempuan, akan bisa sejalan tanpa adanya interfensi sepihak, asalkan bisa saling mengimbangi dan menepiskan ego pribadi. Utamanya untuk hal hal yang dilakukan bersama. Kekuatan memang milik lelaki, tapi itu bukan standar untuk menjadikan putusan mutlak di buat olehnya. Bukan pula berarti perempuan harus menemukan titik lemah lelaki untuk memaksakan pendapatnya. Intinya putusan adalah kesepakatan atas dasar yang jelas. Untuk setara tidak harus mematikan eksistensi sepihak)

Feminisme hanya membantu perempuan ­
Feminisme tidak hanya membebaskan perempuan, gerakan ini juga membebaskan laki-laki dengan memutus standar-standar yang diberikan masyarakat pada perempuan dan laki-laki. Feminisme adalah tentang mengubah peran-peran gender, norma seksual dan praktik-praktik seksis yang membatasi diri. Laki-laki memiliki kebebasan untuk menjelajah hidup di luar batas-batas kaku maskulinitas tradisional. Feminisme juga mempercayai akses yang sama untuk pendidikan, yang barangkali memungkinkan ibu-ibu Anda mendapatkan gelar universitas dan mendapatkan pekerjaan, sehingga Anda dan saudara-saudara Anda memiliki kesempatan yang lebih baik dalam hidup. Dengan pendidikan, perempuan cenderung memiliki pilihan-pilihan hidup yang lebih baik, menghasilkan keluarga dan masyarakat yang lebih sehat dan berfungsi secara optimal. 

(bukan hanya peran perempuan yang patut diperhatikan. Sekali lagi, kesetaraan lelaki dan perempuan adalah satu bentuk koordinasi yang saling mendukung. Lelaki pun berhak atas peranan lain yang selama ini diluar dari stigma tradisional atau paham paham stereotipe, lelaki wajib begini atau begitu. Lelaki bisa memasak karena ia juga punya cita rasa)

Hanya perempuan yang bisa jadi feminis
Feminis berkomitmen untuk mengatasi masalah-masalah sehari-hari seperti kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan dan kekerasan seksual, ketidaksetaraan penghasilan, obyektifikasi seksual, dan lain-lain. Cara terbaik untuk menanggulangi masalah-masalah ini adalah untuk melibatkan laki-laki, meningkatkan kesadaran para pegawai pria mengenai kepekaan gender, mengajarkan anak laki-laki untuk menghormati anak perempuan, membuat para ayah mau berbagi beban pekerjaan rumah tangga dan lebih terlibat dalam membesarkan anak-anak, dan masih banyak lagi.

(menyebut kata feminis hal yang tersirat adalah perempuan. Tapi di lain sisi, bukan perempuan saja yang menjadi objek kajian. Adanya koordinasi antara kedua belah pihak, lelaki dan perempuan, yang wajib saling mengetahui batas dan perananannya tentu juga memberikan kode khusus bagi kaum lelaki. Hal hal yang selama ini menekan sebelah, misalnya erotisme dan pornografi yang sangat timpang, di mana "cenderung" lelaki adalah pelaku sedang perempuan adalah korban)

Feminis pasti ateis
Memang betul bahwa beberapa agama memiliki perspektif-perspektif patriarkal yang tinggi dan melanggengkan praktik-praktik diskriminatif kuno terhadap perempuan, namun bukan berarti tidak ada ruang untuk perbaikan. Ada banyak pihak yang telah memasukkan interpretasi ramah perempuan ke dalam ajaran-ajaran agama. Di Indonesia kita memiliki ulama feminis dan cendekiawan Muslim ini serta beberapa lainnya. Anda tidak perlu mendepak agama Anda untuk meyakini bahwa perempuan memiliki hak-hak yang sama dengan laki-laki.

(untuk bagian ini, saya sempat mengutip landasan kesepakatan dari salah satu artikel yaitu: Adam dan Hawa yang terlihat dalam beberapa kasus berikut:
• Keduanya diciptakan di surga dan memanfaatkan fasilitas surga (Q.S.al Baqarah/2:35). 
•Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari setan (Q.S.al-A’raf/7:20).
•Sama-sama memohon ampun dan sama-sama diampuni Tuhan (Q.S.al A’raf/7:23).
Setelah di bumi keduanya mengembangkanketurunan dan saling melengkapi dan saling membutuhkan (Q.S.al Baqarah/2:187).
e. Perempuan dan Laki-laki Sama-sama Berpotensi Meraih Prestasi
Peluang untuk meraih prestasi maksimum tidak ada pembedaan antara perempuan dan laki-laki ditegaskan secara khusus dalam 3 (tiga) ayat, yakni: Q.S. Ali Imran /3:195; Q.S.an-Nisa/4:124; Q.S.an-Nahl/16:97. Ketiganya mengisyaratkan konsep kesetaraan gender yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun karier profesional, tidak mesti didominasi oleh satu jenis kelamin saja)

Review:

http://magdalene.co/news-381-10-pemahaman-keliru-tentang-feminisme-.html

http://mustofaalmuhasibi.blogspot.co.id/2010/08/kesetaraan-gender-dalam-al-quran.html?m=1

1 Komentar

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus