Dialog batin pecun dang.

Sebenarnya apa yang telah kulakukan? apa yang kutuliskan. Mereka suka, mereka memberiku harga. Apa mereka benar benar paham yang kutuliskan? Siapa yang gila, aku atau mereka? ahh jengah. Jengah saya. Kenapa kehidupan selalu menyebalkan saat sendiri. Saya suka sepi. Tapi sepi dan sendiri adalah dua hal yang aku beri makna berbeda.

Kehidupan mendapatiku sebagai bagian yang terbuang. Menghina, mencerca, mengganggap aku pribadi sampah. Lalu kusulap sebuah kehidupan dalam sebuah narasi yang berisi dunia di mana aku menjadi Raja di dalamnya. Bisa kubentuk sesukaku, bahkan kupermainkan kelamin mereka. Aku menghina, mencerca dan orang orang adalah bonekaku lalu mereka bertepuk tangan.

Mereka suka? Apa mereka betul betul menyenangi hal itu? bagian mana? kehidupan yang mengolok~olok di dalamnya? kalimat bertopeng di antara tokoh~tokohnya? Atau sampah yang berkarya? Hahaha

Aku benci sendiriku. Aku memang sangat buruk. Aku pecundang yang melacuri kehidupan lewat estetika. Ataukah, aku yang berlebihan. Bukankah orang gila memang melakukan hal yang tidak terduga? Aku lupa, kadang cuma pura~pura gila. Entahlah.

0 Komentar