Perempuan Pecundang

Perempuan Pecundang

Betapa beruntungnya perempuan yang terlahir dengan sedikit kekurangan, karena memang pada dasarnya tidak ada mahluk yang sempurna.

Tapi perempuan perempuan ini memiliki hidup yang adil. Perempuan yang cantik tapi miskin harta. Ahh kecantikannya adalah bekal, orang orang sangat nyaman berbicara dengan fisik yang menjual.

Atau mungkin perempuan yang tidak menarik, tapi memiliki uang. Dengan uang dia bisa bergaul dengan siapa saja, mungkin sesekali fisiknya dibully tapi ia akan tetap terhitung dalam lingkaran pertemanan karena dia punya uang.

Atau mungkin perempuan yang tidak menarik juga tidak punya harta, dia sekolah dari beasiswa tidak mampu, dia tetap akan masuk dalam lingkaran pertemanan, orang kaya, orang yang gaul, apalagi malas, membutuhkan orang jelek, miskin tapi pintar. Dia mungkin tidak akan dibully karena pertemanan berlaku saat mendekati tanggal ujian.

Lalu bagaimana dengan nasib perempuan yang menarik? dia cantik, kulitnya halus dan bersih, sarapan roti dan susu setiap pagi, bukan nasi goreng yang digoreng dari sisa nasi semalam, karena dengan nasi goreng ibu tak harus cari ikan, tapi terkadang nasi goreng membuat orang mengantuk.

Perempuan yang terlahir dari ibu yang membacakan dongeng sebelum tidur bukan dari ibu yang menunjukkan "nak, hidup ini memang keras, bertahanlah", pengalaman adalah dongeng pribadi menjalani hari.

Perempuan yang hanya mengerlingkan mata untuk mendapatkan fasilitas belajar memadai, dan menjadikannya perempuan yang matang, cantik, menarik, kaya, pintar, berpengalaman banyak atas petualangan yang bisa saja ia lakukan karena punya uang.

Bagaimana dengan perempuan yang tidak menarik? meninggalkan orang tua karena dirinya turut mencari harta membantu orang tua  yang sejak kecilnya disaksikan hidup untuk bekerja. Kini dia tumbuh besar, mengulang prestasi orang tua, yang bangun pagi hanya untuk bekerja.

Pengalaman yang dimilikinya adalah kumpulan dari memori memori masa kecil yang suram.

Dia si kecil dekil yang duduk paling belakang di bangku SD, tanpa teman

Dia si kecil dekil yang menjadi pesuruh guru, dimana gurunya saat itu berprofesi ganda yakni sebagai pendidik dan pedagang. Ibu guru punya es lilin yang dititipkan pada si kecil dekil disetiap jam istirahat. Dari situ dia mengumpul receh, dari upah menjual, karena ibu tidak punya uang, ibu hanya punya nasi yang digoreng dari sisa nasi semalam untuk bekal.

Dia yang kemudian menjadi nyaman dengan kesendirian, karena dalam ketenangan itu dia menciptakan teman temannya sendiri, teman yang suka padanya dan menganggapnya kaya.

Dia yang menjadi pembenci dan menyukai darah dan memae dari manusia lain yang mencoba mengejeknya, dia dibully teman temannya.

Dia kemudian memasuki dunia remaja tapi masih dalam keadaan yang sama. Siapa yang mau berteman dengan orang ini?  pecundang yang kasar dan tidak tahu diri. "hei dia itu kan yang dulu, kenapa masuk SMP unggulan juga?  di sini kan tempatnya tempatnya orang kaya dan gaul, dia itu kan suka memukul orang, jangan berteman sama dia".

Dia yang mendapat gelar prestasi pada bidang bidang tertentu tapi hasil itu tidaklah nyata untuk orang tuanya, bagi mereka hasil adalah uang bukan tepuk tangan dan piala.

Dia yang kemudian lebih memilih untuk ditakuti daripada dicintai, tidak ada penghargaan atas kebaikan perempuan yang tidak beruntung sepertinya.

Dia kemudian memiliki kekasih, teman sejati, memiliki hanya untuk ditinggal lagi, kekasih pergi, mati.

Dia yang tidak tahu kepada siapa harus bercerita karena semakin menyadari, semakin hari masalah semakin menjadi jadi, kepada siapa dia akan berbagi?

dia tidak ada teman
Orang tua tidak mengerti
Rumah bukan tempat berbagi
Sekolah dan prestasi tidak memiliki arti
Kekasih pun sudah mati
Dan Tuhan??????? 
Siapa yang mau mendengar? 

dia tidak punya apapun, dia cuma punya uang secukupnya untuk membeli batangan rokok saja.

Perempuan ini ingin melupakan semuanya, setiap hembusan asap adalah sepersedikit keluh kesah yang ia harap terbang bersama angin.

Orang tua sudah di kampung, Sang Perempuan berteman kota dan malam yang menenangkan. Bekerja siang malam hanya untuk menghabiskan uang dengan membeli hal hal yang menyenangkan.

Yah, kubeli hal yang menyenangkan.
Kubeli teman,
Kubeli minuman,
Kubeli kenangan,
Kubeli takdir tuhan,
Kubeli pasangan, siapa yang tidak menginginkan kehangatan gratis? 

Sang Perempuan berlalu menjadi pecun, maksudku saya terlalu lelah untuk mengatakan pecundang. Ya itu dia, perempuan terpinggirkan, dibully oleh keadaan.

1 Komentar

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus