Sunrang

25 mei 2016 ini, saya masih menyadari bahwa saya ini terlahir sebagai manusia berkelamin perempuan dan berusia 23 tahun sampai detik ini.

Saya terlahir berkelamin perempuan sehingga mengakui bahwa saya ini cantik, saya perempuan dan kadang calleda' atau jabe. Terlepas dari simpang siur makna kata perempuan sebenarnya yang belakangan ini masuk ke pikiranku bahwasanya perempuan itu haruslah tenang, perempuan itu adalah emas, perempuan itu adalah kelembutan tapi yang kutemukan kadang sulit kulakukan.
Seperti hal nya perempuan lembut.
Tidak!!! kadang saya berbahasa kasar
Perempuan bertingkah laku tenang
Tidak!!! terkadang saya berlaku kasar
Seperti hal nya perempuan yang lebih memilih menangis tapi untukku TIDAK!!!  kuhunus badik Ayahku, kucari lawan, siapa yang membuatku menangis.
Membuatku tidak pantas menjadi perempuan.

Tapi maumi diapa? saya terlahir sebagai manusia berkelamin perempuan berusia 23 tahun, kata nenekku usiaku sedang menunggu sunrang.
Perempuan 23 tahun adalah masa penempaan emas. Perempuan ini, emas ini, ditempa, dibuat sebaik mungkin untuk kemudian siap disunrang.
Sementara emas ditempa, Raja Raja berlalu lalang dari satu tambang ke tambang yang lain menelusuri, mencari, melihat, menyaksikan bahkan ada Raja yang memilih untuk menunggui emasnya ditempa.

Ditempa, dibakar, dipalu, melalui banyak hal untuk menjadikannya emas terbaik yang kemudian siap untuk duduk manis di dekat jendela rumah, menunggu Daeng, untuk disunrang.

Cuma perempuan kodong, yang seharusnya tidak banyak tingkah karena banyak yang batal sunrang atau disunrang sasala karena wattunna dulu bede' liaraki, sehingga mendapat titel perempuan nakal, anu kumbala', loe giokna, anu capila, pabali bali, pacarita, pagosip, pabesere', awwwwiii ndo'e, kasihan perempuan yang telah melalui masa penempaan begitu keras hanya untuk ditolak!??!! 
Raja tidak mengerti, Raja tidak tahu masa penempaan adalah sedikit kebebasan hingga tiba masanya dijemput, perempuan tidak lagi bisa apa apa. Mata melihat, telinga tertutup, mulut terkunci, kaki tangan terikat rantai, gincu memerah, asap mengepul.. puffff.... Bicaralah pada matanya.
"Daeng, bangun maki, kopita di sana"
"Daeng berangkat maki, hati hatiki dijalan"
"Daeng agak hangus ikanku, menangiski acce pas menggorengka ikan jadi laria ke kamar gendongi"
"Daeng tidur maki, kerjaki besok, sayapi begadang jagai acce, tidur maki kita" besok pagi pagi tersediami itu kopita.

Saya kadang berfikir, seharusnya saya tidak peduli Daengku nanti perompak, mafia atau mungkin Spider man atau Captain America? siapa yang tahu
Setelah disunrang, saya tidak seharusnya mengurusi bisnisnya
Saya hanya perlu menjadi rumah, tempatnya kembali. Karena perihal baik dan buruk manusia sudah jelas, tidak semua Raja itu arif bijaksana dan tidak semua emas ditempa sempurna. Tapi akan ada saat manusia mencapai titik kesejahteraannya masing masing.

Siapkah saya untuk semua itu?
berapa sunrang ta Daeng?
itu sunrang yang kita hitung hitung, kita anggap berat?
satu kali jeki kasi keluarki, tapi saya seumur hidupku.

Sunrangmu yang kau bawa, yang akan melepasku dari Ayahku, sunrangmu yang akan membuat saya meninggalkan rumah menuju keluargamu. Sunrang, yang akan kita hidupi untuk perjuangan keluarga kecil kita kedepan. Atas nama Sunrang.
Fisikku ini lemah, janganlah dibeli
Bawa hatiku, sunrang dengan kasih.
Karena saya,
Cuma manusia berkelamin perempuan berusia 23 dan saat ini naik turun tangga karena melihat beberapa manusia lain berkelamin lelaki keluar masuk rumah berjumpa Ayah Ibuku, dan dia melirik ke jendela kamar.
Ah... Apakah saya di...?
Apakah dia berbicara SUNRANG???

0 Komentar