Saya bosan, horny.

Saya bosan, saya bosan dengan semuanya, bukan tidak bersyukur, saya hanya bosan.

Saya tinggal bersama saudara perempuan yang saya temui dipersimpangan jalan, jika bukan karena dia, saya mungkin akan lelap dengan tenang di kolong jembatan.

Saya punya ibu yang manja dan selalu mengatakan saya cantik, saya berani, dia menyayangiku, tapi saya tahu dia banyak tersiksa karenaku. Saking sayangnya padaku, tidak pernah dia berkata tidak atas apa yang kumau, kulakukan semua semauku. Tapi dia mau anak perempuan yang bisa sepertinya, dan saya tidak seperti itu.

Saya punya ayah, seperti sahabat bagiku. Dia adalah seseorang yang suaranya di dengar, dari mesjid ke mesjid, dan dari mulut mulut orang yang selalu menyebut baik namanya, sedang dari mulutku, saya sering mengepulkan asap rokok ketika ia memintaku menyulutkan rokoknya.

Saya punya saudara kandung lelaki yang banci. Sebenarnya dia bisa bikin anak, bahkan mungkin sudah sering membuang buang calon anaknya, tapi, tetap saja memukuli perempuan, tinggal di rumah, tanpa tujuan, tanpa pikiran pikiran yang berat dia tetap saja cuma daging buatku. Saya tidak membencinya karena dia menodai banyak perempuan, saya membencinya karena sampai saat ini dia menikmati disuapi ibuku, ketika saya menegurnya dia memukulku.

Saya masih merasa kekasihku baru saja meninggal kemarin, padahal kejadiannya sejak 29 juni 2007 lalu. Tapi dia masih serasa hidup, dia masih diingatanku, dia tidak ada dalam bentuk 3D, kufikir dia hanya pergi balapan lagi seperti biasa, saya masih merasa, selalu menunggunya pulang. 

Saya bekerja, saya suka pekerjaanku, tapi tidak tempatnya, bosnya orang yang baik, tapi tidak caranya. Dia orang yang me-robot-kan diri dan orang sekitarnya.

Saya mau melanjutkan kuliah, lalu saya akan menjadi bos, bos bagi diri saya sendiri.

Saya punya banyak kenalan baru, ah bukan, mereka saja mengajakku kenalan, saya hanya menjawab pertanyaan mereka tanpa bermaksud mengenal.

Kebebasanku tergadai handphone Asus Zenfone5 dan sebuah laptop Acer 14 inch lengkap dengan chargernya yang kuhilangkan entah dimana. Saya tidak bisa keluar dari tekanan ini tanpa mendapatkan ganti dari itu semua, dan saya harus tetap berada disini, setidaknya tekanan didalam bisa bikin saya makan dan bergaya. Dan membuat saya menjadi sangat menjijikkan, dan benci hidupku.

Saya sedang horny.
Saya menunggu seseorang datang.
Saya menunggunya, dia.
Dia yang selalu membuat janji, dan membuatku banyak menunggu.

0 Komentar