fana
Posted on April 28, 2013
Fana
Aku
bukanlah angin yang menyembunyikan kekuatan di balik kelembutan,
aku
bukanlah air yang menyimpan keluar-biasaan meski tanpa raga,
aku
bukanlah kapas yang dengan sentuhanku mampu memanjakan dan menina
bobokkan mereka-mereka,
aku
mungkin bukanlah kamu kamu yang menggunakan topengnya dan menutupi keAkuanku
hanya untuk bisa melihat mereka dengan keleluasaannya semakin berfikir bahwa
kamu “perempuan bodoh”
dan
aku jelas bukanlah aku disaat keAkuanku mengakui bahwa aku hanyalah
seorang perempuan.
Tidak,
Aku
adalah tanah yang di pijak dan karena keberadaanku kalian bisa berdiri
Aku
adalah batu yang dengan kelegamanku kuat menangkis bias matahari
Aku
adalah belati tumpul yang runcing dan mampu mengoyak yang diolah dari
lautan terdalam, lumpur terpekat dan langit ketujuh yang tanpa sedikitpun cerah
mampu merasukiku
Aku
adalah buangan kalian kalian yang serakah, tamak, angkuh dan mubazir degnan
KeAkuan kalian dan memperkenalkan dengan kesirikan.
Aku
adalah ibu yang menggendong kepingan hatiku dan merangkul hati mereka mereka
yang tersobek-sobek
Aku
adalah Aku yang dengan keAkuanku mampu meneriakkan Aku adalah perempuan
yang dengan sedikit racun mulutku mampu kubius kalian hingga kalian terlena
Hei
kamu, berhentilah tertawa dan membuat perut besarmu mementalkan lemak-lemak
harammu itu
Hei
kamu, berhentilah tersenyum bengis kepadaku karena belati tumpulku mampu
mengoyak topengmu
Hei
kamu, kamu yang menjadi semut pekerja dan setia menyandang gelar buruh sejak
Karno berdiri sepertiku. Bangkit bodoh, dan katakan apa yang ingin kau katakan
biarkan semua emas yang terbungkam di mulutmu tertumpah menjadi racun racun yang
mematikan mereka
Dan kita lihat, bagaimana reaksi mereka yang ketakutan dan akan serba
salah mendengar penuturan dari mahluk-mahluk mati yang hidup. Kita saksikan
topeng mereka luntur dan menyadari racun yang kita berikan membuat mereka
ternganga dan akan memukulmu karena rasa takut akan apa yang kita ucapkan
adalah lukisan hidup kita. Dan kita harus tetap bangkit apapun yang terjadi
untuk melihat akhir dari cerita ini, menyaksikan dewa dewi berpihak pada kita
atau juga ikut berpolitik.
0 Komentar