*Re-post
22 mei
Emosi hanyalah alternatif termudah yang
bisa kau lakukan untuk menutupi ketidak-mampuanmu. Bahkan untuk sebuah
pengakuan. Berani mengakui seseorang jauh lebih bisa dibanding kamu, lahir mu
adalah sebagai pengecut.
Ini
bukan soal apa dan mengapa. Hanya sederet kata.
Bagaimanapun
juga, Aku masih ingin
Menari seribu gerak lagi.
Berpose seribu ekspresi lagi.
Mendaki ribuan puncak lagi.
Dan menulis, ribuan bait kata lagi.
Menari seribu gerak lagi.
Berpose seribu ekspresi lagi.
Mendaki ribuan puncak lagi.
Dan menulis, ribuan bait kata lagi.
Aku bahagia, Aku sangat merdeka.
21 mei
Diamku, bukan sombong atau angkuh.
Itu rasa takut, cemas, malu, hanya ingin berteman kedamaian. Ini darah bugisku.
Itu rasa takut, cemas, malu, hanya ingin berteman kedamaian. Ini darah bugisku.
Amarahku, itu bukan emosi. Tegasku
mengambil sikap setelah lama terdiam. Keputusan. Siri'ku. Ini darah turateaku.
Perspektifku, anti gender. Perempuan yg menyadari akan
kepemilikan kemerdekaan yang tidak merdeka. Maka kujadikan diriku sebagai lahan
ekspresi. Untukku merasa hidup bebas merdeka. Ini caraku mencintai diriku.
Nikmati pandanganmu terhadapku, itu urusanmu. Tapi hargai, privasiku. Jika kau
mulai membuatku risih dengan niat lain menyentuh kulitku, dan aku tunjukkan
amarah. Maaf, jangan bilang aku perempuan kasar, itu keputusanku. Ini darahku,
perempuan yg merdeka.
This is my way, I love my way. If you
have a problem with it, I don't care anyway.
19 mei
Ada banyak nyanyian, kata-kata dan
semacamnya.
~ I wanna be free, like a bird flying in the sky so high
~ do not judge a book by that cover
~ etc.
~ I wanna be free, like a bird flying in the sky so high
~ do not judge a book by that cover
~ etc.
Tapi masih saja, terkadang ada 1 manusia
yang memaksakan kesefahaman terhadap manusia lainnya. Pemaksaan kehendak. Bukankah
dunia terbentang luas dan lautan masih dalam, ombak masih beriak ? Untuk apa
berfikir sempit dan dangkal?
Untuk
apa euforia bebas merdeka jika masih bermasalah pada gender yang memihak
bahwasanya perempuan pemilik kemerdekaan yang terbatas.
Tak
usah berdalih tentang dosa dan kebenaran. Setiap manusia punya Tuhan di dirinya
masing-masing. Tepat atau tidaknya sebuah pencitraan kembali pada yang menilai. Sepicik apa
fikiran yang ia miliki.
Saya
perempuan, saya bebas dan merdeka. Saya single, belum bersuami, artinya saya tidak
tunduk pada hal apapun. Org tua, Tuhan dan adat istiadatku, punya tempatnya
masing2. Fikiran anda tentang saya, itulah hak anda. Namun sentuhan fisik yang anda
lakukan, yang sangat tidak mungkin bagi anda yang tidak saya kenal, maka tepikanlah. Itu
keputusanku.
Pesona
adalah kodrat. Kucinta diriku dengan menghargainya untuk tetap selektif. Diantara
mereka yang berfikir sombong, angkuh, rendah dan semacamnya. Setidaknya saya tahu,
fikiran-fikiran mereka adalah alasan mengapa saya tak harus baik dan memberikan
penghargaan terhadapnya.
This
is my way, I love my way. My world is too awesome, I don't have problem with it
anyway. smile emotikon
0 Komentar